Selembar kartu mata
Telah terlihat di sana
Tatapan dua pasang mata
Yang menunjukkan rasa
Namun ku masih terbawa
Setianya persahabatan
Dan tak pernah kusangka
Dia seorang pengkhianat
Dia tipu aku
Dia bilang temaniku
mendukung aku
mendekati wanita pujaan hatiku
Dia kacaukan aku
Dia mencoba merebut
wanita pujaan hatiku
Saat ku tersadar
Terasa berat
Bagaikan lumpuh
Untuk berjalan
Hari-hariku t'lah berlalu
Kegagalan demi kegagalan selalu datang menyerbu
Pertahanan hatiku melemah
Paras indah sang pujaan hati pun memudar
Sampai ku tahu
Selama ini ku t'lah mengabaikan kebenaran
yang terlihat dari sebuah kartu mata
Tuesday, May 12, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment