Just About Secret - Life and World

Welcome to justaboutsecret.blogspot.com
Thank you for visitting my first blog..^^

Sunday, September 21, 2008

Jiwa yang Hilang

Sebelum matahari pagi terbit di hatiku, aku telah lebih dulu melihat parasmu. Kamu bagai bunga yang mekar tidak pada saatnya. Hatiku sungguh tak mengerti dengan segala keindahan yang terlihat darimu. Mungkin aku yang bersalah dalam perkara ini. Tapi masih adakah orang yang mau mengalah di zaman sekarang ini? Mungkin kamu yang tak arif dalam mengambil sikap, Myra. Kamu berpikir bahwa semua kemenanganmu saat ini akan selamanya menjadi kemenanganmu.

Hari itu telah menjadi cerita masa lalu. Tapi aku masih saja mengingatnya. Bagai sebuah hapalan dalam kepalaku, sampai saat ini aku masih mengingatnya. Pagi itu Myra bersama temannya datang ke kostan Adit untuk mengembalikan flashdisk berisikan soal-soal bakal Ujian Tengah Semester yang berhasil kami copy dari komputer sekolah yang kami gunakan untuk mengerjakan proposal OSIS sebelumnya. Pada saat itu, kebetulan komputer di ruangOSIS sedang rusak, jadi kami meminjam komputer di ruang guru untuk menyelesaikan proposal OSIS yang sudah sangat mendesak. Pada saat itu, guru yang ada di sana menaruh kepercayaan besar kepada kami dengan meninggalkan kami di ruang guru, tanpa seorang guru pun yang mengawasi. Mungkin hari itu adalah hari special, bonus dari Tuhan untuk kami. Sehingga, tanpa pikir panjang kami langsung menelusuri my document dan.. Lagi-lagi nasib baik memihak pada kami. Kami menemukan soal UTS tersebut dan langsung menyimpannya ke flashdisk Adit.

Myra, gadis yang paling diminati oleh semua cowok satu sekolahan, yang juga merupakan teman sekelasku, telah lama membuatku jatuh hati padanya. Aku ingin membuatnya tertarik padaku dengan memberitahukan padanya, bahwa kami telah mendapatkan salinan soal-soal bakal UTS. Ia pun tergoda untuk memiliki salinan tersebut, maka ia meminta kepadaku untuk meminjamkannya flashdisk itu. Flashdisk itu memang milik Adit, tapi saat ini flasdhdisknya ada padaku, karena aku selaku Ketua OSIS harus memeriksa kembali proposal OSIS yang juga tersimpan di dalam flash disk ini. Tanpa pikir panjang, aku pun menyerahkan flashdisk itu kepada Myra setelah terlebih dulu memindahkan document proposal dan salinan soal-soal ke laptopku. Satu langkah telah kulalui, membuat Myra terkesan padaku.

Waktu terus berlalu, tiba saatnya UTS berlangsung. Aku yang menjabat sebagai ketua OSIS terlalu sibuk mengurusi masalah-masalah OSIS, sehingga soal-soal yang sudah kudapatkan dengan susah-payah menjadi sia-sia. Aku hanya sepat mempelajari sebagian dari soal-soal tersebut. Sewaktu ujian, aku merasa sangat menyesal karena tidak mempelajari semua soal dengan baik.

Pengumuman hasil ujian pun akhirnya ditempelkan di mading. Aku sangat terkejut melihat Myra mendapatkan nilai 100 di semua pelajaran. Dalam hal ini, aku tak dapat lagi menahan rasa kesalku pada Myra. Walaupun ia adalah gadis yang kutaksir, tapi ia telah mendapatkan nilai-nilai yang melampaui nilai yang kudapatkan. Padahal aku yang telah mendapatkan soal itu untuknya. Timbul rasa iri di dalam pikiranku. Lalu, aku pun melaporkannya ke ruang guru. Aku menyatakan kepada guru, bahwa ia tak mungkin mendapatkan nilai 100 di semua pelajaran kalau soal ujiannya tidak bocor. Lalu, guru-guru pun mengadakan rapat mendadak untuk membahas masalah ini. Entah setan apa yang merasuki pikiranku, hingga aku setega itu padanya. Kami pun dipulangkan sebelum jam sekolah berakhir, karena guru akan mengadakan rapat membahas masalah ini.

Keesokan harinya, Myra pun dipanggil oleh guru untuk dimintai keterangan perihal nilainya yang sempurna di semua pelajaran. Semua guru menyangsikan kemurnian hasil ujiannya. Setelah dinasehati oleh guru BP yang merupakan sarjana jurusan psikology pendidikan, Myra pun mengaku telah mendapatkan soal tersebut jauh sebelum ujian berlangsung. Tapi ia masih saja menyembunyikan siapa yang mendapatkan soal itu pertama kalinya. Ternyata Myra tak seperti yang ku kira. Aku merasa bersalah padanya. Apalagi karena masalah ini ia mendapat surat peringatan dari sekolah dan juga harus mengikuti ujian ulangan untuk setiap pelajarannya.

Karena rasa bersalahku padanya yang semakin membuatku gelisah, aku pun mengambil keputusan untuk meminta maaf kepadanya dan menceritakan semuanya, bahwa akulah yang telah melaporkannya kepada guru-guru. Sore itu, aku pergi ke rumahnya untuk menjelaskan semua permasalahannya. Namun, sesampai di rumahnya, aku sangat terpukul melihat kejadian itu. Aku melihat Myra dan Adit sedang berpelukan mesra di depan mataku. Aku tak tahan melihat kejadian itu dan akhirnya aku memutuskan untuk menghampiri mereka. Mereka terkejut melihat keberadaanku di dekat mereka. Secara spontan, mereka memperbaiki sikap mereka dan mencoba menjelaskan semuanya kepadaku. Aku pun mencoba untuk sabar dan mendengarkan penjelasan dari mereka. Ternyata mereka telah menjalani hubungan pacaran sejak aku melihat Myra dan temannya datang ke kostan Adit untuk mengembalikan flashdisk Adit. Aku sungguh tak percaya akan semua ini. Akhirnya, aku pun dapat merelakannya. Pengkhianatan dari seorang sahabat yang makan sahabat dan seorang gadis yang sangat kusukai. Tapi, aku sudah sangat puas. Myra yang telah mendapatkan nilai 100 di semua pelajaran, akhirnya harus mengulang lagi ujiannya. Adit yang selama ini menutupi hubungan mereka dariku, juga tidak mendapatkan nilai yang sempurna di semua pelajaran, mungkin karena sibuk mengurusi pacarnya itu. Akhirnya, bocoran soal yang telah membuatku dibayang-bayangi dosa, tidak menolong siapa saja di antara kami untuk lulus UTS dengan mulus. Semua berakhir tak seperti yang kuinginkan. Rasa suka pada Myra sirna dalam sekejap. Aku hampir saja menjerumuskannya dengan melaporkannya ke guru atas kesalahan yang sebenarnya aku yang perbuat. Usahaku untuk mendapatkan hatinya hilang tak berbentuk. Aku seperti bukan aku pada saat itu. Aku menghadapi diriku sendiri dalam dilema. Pada saat itu, aku adalah jiwa yang hilang.

No comments: