Sembunyi dan berlari
Bersama t’lah kita lalui
Bercanda gurau di tepi taman
Takkan menepi dari memori
Akulah pangeran masa kecilmu
Wajar saja bila kau tak mengingatku
T’lah lama ku menghilang
Dari manis ingatanmu
Tapi akulah pangeran masa kecilmu
Waktu saja takkan memungkiri
Kau boleh saja tak menganggapku
Tapi kau kan s’lalu ada di hatiku
Waktu kini t’lah mengubah
Sisi kanak-kanak menjadi dewasa
Tak ada lagi kini permainan
Hanya ‘kan menjadi legenda masa lalu
Menepilah bersamaku
‘kan kuyakinkan dirimu
Hanya aku sang pangeranmu
Sampai kini takkan terganti
Saturday, September 27, 2008
Friday, September 26, 2008
Sejarah Masa Depan
Cinta baru
Sapalah hidupku
Ini hidup baru
Akankah seperti ini saja
Luka lama
Menjauhlah sedikit demi sedikit
Tinggalkan hidupku yang akan indah
Tanpa kau aku bahagia
Berikanku
Jalan yang nyata
Untuk memandangi hampanya hamparan dunia
Berikanku senyuman yang dalam
Untuk menyingkirkan tangisan yang pahit itu
Sudah kutemukan arti yang baru
Sejarah masa depan
'kan ku tuliskan
Mulai hari ini
Sapalah hidupku
Ini hidup baru
Akankah seperti ini saja
Luka lama
Menjauhlah sedikit demi sedikit
Tinggalkan hidupku yang akan indah
Tanpa kau aku bahagia
Berikanku
Jalan yang nyata
Untuk memandangi hampanya hamparan dunia
Berikanku senyuman yang dalam
Untuk menyingkirkan tangisan yang pahit itu
Sudah kutemukan arti yang baru
Sejarah masa depan
'kan ku tuliskan
Mulai hari ini
Khayalanku di Surga
Ku lihat ke dalam surga
Kau terbawa dan tersanjung tinggi
Kau bagaikan Raja matahari
Penguasa s'luruh bumi
Terpaku sepi dalam hatiMu
Sejenak Kau ciptakan masa depan
Harapku kan ada di sisi hatiMu
Saat kau tersenyum dan menutup semua
Seiring waktu aku ditinggal
Sepoi angin dunia
Dendangkan nada-nada kerinduan
Saat hati mulai bicara
Ku lihat ke dalam khayalku
Terlalu jauh semua berjalan
Sadarkah aku aku terlelap
Dalam semua khayal di mimpiku
Kau terbawa dan tersanjung tinggi
Kau bagaikan Raja matahari
Penguasa s'luruh bumi
Terpaku sepi dalam hatiMu
Sejenak Kau ciptakan masa depan
Harapku kan ada di sisi hatiMu
Saat kau tersenyum dan menutup semua
Seiring waktu aku ditinggal
Sepoi angin dunia
Dendangkan nada-nada kerinduan
Saat hati mulai bicara
Ku lihat ke dalam khayalku
Terlalu jauh semua berjalan
Sadarkah aku aku terlelap
Dalam semua khayal di mimpiku
Tersenyum Seindah Fajar
Aku bukanlah melodi
Dalam mimpi serba nyata
Aku bukanlah sayap
Dalam hati 'tuk terbang tinggi
Berlari sejenak di dalam imaji palsumu
Ku lihat matahari terbitkan senyum
Dan kau tertawa saat melihatku
Tersenyum kau seindah fajar
Aku menantang setiap kenangan
Untuk menyesali yang t'lah terlewati
Aku menangkap setiap kecemburuan
Untuk buktikan yang kurasakan
Kau bagaikan putri malu
Biarkan ku menyentuh cinta hatimu
Walau kau selalu
Berikanku harapan palsu
Dalam mimpi serba nyata
Aku bukanlah sayap
Dalam hati 'tuk terbang tinggi
Berlari sejenak di dalam imaji palsumu
Ku lihat matahari terbitkan senyum
Dan kau tertawa saat melihatku
Tersenyum kau seindah fajar
Aku menantang setiap kenangan
Untuk menyesali yang t'lah terlewati
Aku menangkap setiap kecemburuan
Untuk buktikan yang kurasakan
Kau bagaikan putri malu
Biarkan ku menyentuh cinta hatimu
Walau kau selalu
Berikanku harapan palsu
Monday, September 22, 2008
Visualisasi Spontanisasi
Visualisasi masa depan
Telah terlahir di benakku
Berwarna ragam kemajemukan
Siap berkibar di harapku
Masih tertawa dengan hal yang sama
Kau t'lah tinggalkanku sambil menangis
Hatiku pun kini harus menangis
Mengikuti semua tingkah yang kau bawa
Spontanisasi tentang kita
Telah berjalan di khayalku
Bergema rasa kesempurnaan
Siap menatap di dirimu
Berlari dalam jiwa yang tenggelam
Tak pernah akan membuatku jatuh
Dan semakin terjatuh
Masa depan yang seluas harapan
Yang janjikan bawa anganku jauh
Pegang tubuhku saat akan terjatuh
Telah terlahir di benakku
Berwarna ragam kemajemukan
Siap berkibar di harapku
Masih tertawa dengan hal yang sama
Kau t'lah tinggalkanku sambil menangis
Hatiku pun kini harus menangis
Mengikuti semua tingkah yang kau bawa
Spontanisasi tentang kita
Telah berjalan di khayalku
Bergema rasa kesempurnaan
Siap menatap di dirimu
Berlari dalam jiwa yang tenggelam
Tak pernah akan membuatku jatuh
Dan semakin terjatuh
Masa depan yang seluas harapan
Yang janjikan bawa anganku jauh
Pegang tubuhku saat akan terjatuh
Kau T'lah Berikan
Kau t'lah bukakan jalan
Yang terang dan berharga
Di sepanjang deras tangis sedih hatiku
Hingga t'lah berkurang segala penyesalanku
Tak ada lagi yang terlambat
Karena penyesalan pun t'lah kulewati
Tak ada lagi yang menghambat
Karena rasaku t'lah pergi
Kau berikan aku cendera hati
Buka kembali mataku
Yang t'lah dibutakannya, gadis tak berperasaan
Hingga t'lah berkurang pengaruhnya di hatiku
Yang terang dan berharga
Di sepanjang deras tangis sedih hatiku
Hingga t'lah berkurang segala penyesalanku
Tak ada lagi yang terlambat
Karena penyesalan pun t'lah kulewati
Tak ada lagi yang menghambat
Karena rasaku t'lah pergi
Kau berikan aku cendera hati
Buka kembali mataku
Yang t'lah dibutakannya, gadis tak berperasaan
Hingga t'lah berkurang pengaruhnya di hatiku
Sunday, September 21, 2008
Jalan di Tempat
Bagaimana berjalan
Di atas derita yang menderamu
Bagaimana tertawa
Di dalam kesedihan yang mendalam
Adapun jalan
Takkan menolongmu
Bila tak kau jalani dengan sungguh
Adapun jawaban
Takkan menjawab pertanyaanmu
Bila tak pernah kau mengerti
Resah hati dalam tawa
Desah jiwa dalam pikiranmu
Kan membeku
Takkan berubah
Akan diam hanya menatapi
Semua jalan di tempat saja
Di atas derita yang menderamu
Bagaimana tertawa
Di dalam kesedihan yang mendalam
Adapun jalan
Takkan menolongmu
Bila tak kau jalani dengan sungguh
Adapun jawaban
Takkan menjawab pertanyaanmu
Bila tak pernah kau mengerti
Resah hati dalam tawa
Desah jiwa dalam pikiranmu
Kan membeku
Takkan berubah
Akan diam hanya menatapi
Semua jalan di tempat saja
Di Mana Aku
Di mana aku terlahir
Di dalam hidup ini
Kau telah dengarkanku
Dengarkan teriakanku
Aku pun bersedih
Lahir di dunia yang sedih
Dunia dengan berjuta lagu sedih
Membuat hati bersedih
Di mana aku terbawa
Di jalan hidup ini
Kau telah melihatku
Lihatlah ketegaranku
Aku pun berdiri
Menjalani jalan yang berduri
Langkahku takkan berhenti
Tanpa kau awasi
Di dalam hidup ini
Kau telah dengarkanku
Dengarkan teriakanku
Aku pun bersedih
Lahir di dunia yang sedih
Dunia dengan berjuta lagu sedih
Membuat hati bersedih
Di mana aku terbawa
Di jalan hidup ini
Kau telah melihatku
Lihatlah ketegaranku
Aku pun berdiri
Menjalani jalan yang berduri
Langkahku takkan berhenti
Tanpa kau awasi
Terjatuh dalam Hati
Sudah pernah kuberikan padamu
Sajak dalam hatiku
Saat kau memilih 'tuk pergi
Berlari tinggalkanku
Aku bisa lihat
Saat kau terjatuh
Sambil membawa sajak hatiku
Aku bisa tertawa
Tertawakanmu
Kau terjatuh
Terjatuh dalam hati
Sudah pernah kau tanyakan padaku
Sajak dalam hatiku
Sebelum ku memilihmu
Mengisi warna hidupku
Masihkah perlu
Membahas semua kesalahan
Yang kita lakukan
Hanya dalam hati
oooooo
Sajak dalam hatiku
Saat kau memilih 'tuk pergi
Berlari tinggalkanku
Aku bisa lihat
Saat kau terjatuh
Sambil membawa sajak hatiku
Aku bisa tertawa
Tertawakanmu
Kau terjatuh
Terjatuh dalam hati
Sudah pernah kau tanyakan padaku
Sajak dalam hatiku
Sebelum ku memilihmu
Mengisi warna hidupku
Masihkah perlu
Membahas semua kesalahan
Yang kita lakukan
Hanya dalam hati
oooooo
Jiwa yang Hilang
Sebelum matahari pagi terbit di hatiku, aku telah lebih dulu melihat parasmu. Kamu bagai bunga yang mekar tidak pada saatnya. Hatiku sungguh tak mengerti dengan segala keindahan yang terlihat darimu. Mungkin aku yang bersalah dalam perkara ini. Tapi masih adakah orang yang mau mengalah di zaman sekarang ini? Mungkin kamu yang tak arif dalam mengambil sikap, Myra. Kamu berpikir bahwa semua kemenanganmu saat ini akan selamanya menjadi kemenanganmu.
Hari itu telah menjadi cerita masa lalu. Tapi aku masih saja mengingatnya. Bagai sebuah hapalan dalam kepalaku, sampai saat ini aku masih mengingatnya. Pagi itu Myra bersama temannya datang ke kostan Adit untuk mengembalikan flashdisk berisikan soal-soal bakal Ujian Tengah Semester yang berhasil kami copy dari komputer sekolah yang kami gunakan untuk mengerjakan proposal OSIS sebelumnya. Pada saat itu, kebetulan komputer di ruangOSIS sedang rusak, jadi kami meminjam komputer di ruang guru untuk menyelesaikan proposal OSIS yang sudah sangat mendesak. Pada saat itu, guru yang ada di sana menaruh kepercayaan besar kepada kami dengan meninggalkan kami di ruang guru, tanpa seorang guru pun yang mengawasi. Mungkin hari itu adalah hari special, bonus dari Tuhan untuk kami. Sehingga, tanpa pikir panjang kami langsung menelusuri my document dan.. Lagi-lagi nasib baik memihak pada kami. Kami menemukan soal UTS tersebut dan langsung menyimpannya ke flashdisk Adit.
Myra, gadis yang paling diminati oleh semua cowok satu sekolahan, yang juga merupakan teman sekelasku, telah lama membuatku jatuh hati padanya. Aku ingin membuatnya tertarik padaku dengan memberitahukan padanya, bahwa kami telah mendapatkan salinan soal-soal bakal UTS. Ia pun tergoda untuk memiliki salinan tersebut, maka ia meminta kepadaku untuk meminjamkannya flashdisk itu. Flashdisk itu memang milik Adit, tapi saat ini flasdhdisknya ada padaku, karena aku selaku Ketua OSIS harus memeriksa kembali proposal OSIS yang juga tersimpan di dalam flash disk ini. Tanpa pikir panjang, aku pun menyerahkan flashdisk itu kepada Myra setelah terlebih dulu memindahkan document proposal dan salinan soal-soal ke laptopku. Satu langkah telah kulalui, membuat Myra terkesan padaku.
Waktu terus berlalu, tiba saatnya UTS berlangsung. Aku yang menjabat sebagai ketua OSIS terlalu sibuk mengurusi masalah-masalah OSIS, sehingga soal-soal yang sudah kudapatkan dengan susah-payah menjadi sia-sia. Aku hanya sepat mempelajari sebagian dari soal-soal tersebut. Sewaktu ujian, aku merasa sangat menyesal karena tidak mempelajari semua soal dengan baik.
Pengumuman hasil ujian pun akhirnya ditempelkan di mading. Aku sangat terkejut melihat Myra mendapatkan nilai 100 di semua pelajaran. Dalam hal ini, aku tak dapat lagi menahan rasa kesalku pada Myra. Walaupun ia adalah gadis yang kutaksir, tapi ia telah mendapatkan nilai-nilai yang melampaui nilai yang kudapatkan. Padahal aku yang telah mendapatkan soal itu untuknya. Timbul rasa iri di dalam pikiranku. Lalu, aku pun melaporkannya ke ruang guru. Aku menyatakan kepada guru, bahwa ia tak mungkin mendapatkan nilai 100 di semua pelajaran kalau soal ujiannya tidak bocor. Lalu, guru-guru pun mengadakan rapat mendadak untuk membahas masalah ini. Entah setan apa yang merasuki pikiranku, hingga aku setega itu padanya. Kami pun dipulangkan sebelum jam sekolah berakhir, karena guru akan mengadakan rapat membahas masalah ini.
Keesokan harinya, Myra pun dipanggil oleh guru untuk dimintai keterangan perihal nilainya yang sempurna di semua pelajaran. Semua guru menyangsikan kemurnian hasil ujiannya. Setelah dinasehati oleh guru BP yang merupakan sarjana jurusan psikology pendidikan, Myra pun mengaku telah mendapatkan soal tersebut jauh sebelum ujian berlangsung. Tapi ia masih saja menyembunyikan siapa yang mendapatkan soal itu pertama kalinya. Ternyata Myra tak seperti yang ku kira. Aku merasa bersalah padanya. Apalagi karena masalah ini ia mendapat surat peringatan dari sekolah dan juga harus mengikuti ujian ulangan untuk setiap pelajarannya.
Karena rasa bersalahku padanya yang semakin membuatku gelisah, aku pun mengambil keputusan untuk meminta maaf kepadanya dan menceritakan semuanya, bahwa akulah yang telah melaporkannya kepada guru-guru. Sore itu, aku pergi ke rumahnya untuk menjelaskan semua permasalahannya. Namun, sesampai di rumahnya, aku sangat terpukul melihat kejadian itu. Aku melihat Myra dan Adit sedang berpelukan mesra di depan mataku. Aku tak tahan melihat kejadian itu dan akhirnya aku memutuskan untuk menghampiri mereka. Mereka terkejut melihat keberadaanku di dekat mereka. Secara spontan, mereka memperbaiki sikap mereka dan mencoba menjelaskan semuanya kepadaku. Aku pun mencoba untuk sabar dan mendengarkan penjelasan dari mereka. Ternyata mereka telah menjalani hubungan pacaran sejak aku melihat Myra dan temannya datang ke kostan Adit untuk mengembalikan flashdisk Adit. Aku sungguh tak percaya akan semua ini. Akhirnya, aku pun dapat merelakannya. Pengkhianatan dari seorang sahabat yang makan sahabat dan seorang gadis yang sangat kusukai. Tapi, aku sudah sangat puas. Myra yang telah mendapatkan nilai 100 di semua pelajaran, akhirnya harus mengulang lagi ujiannya. Adit yang selama ini menutupi hubungan mereka dariku, juga tidak mendapatkan nilai yang sempurna di semua pelajaran, mungkin karena sibuk mengurusi pacarnya itu. Akhirnya, bocoran soal yang telah membuatku dibayang-bayangi dosa, tidak menolong siapa saja di antara kami untuk lulus UTS dengan mulus. Semua berakhir tak seperti yang kuinginkan. Rasa suka pada Myra sirna dalam sekejap. Aku hampir saja menjerumuskannya dengan melaporkannya ke guru atas kesalahan yang sebenarnya aku yang perbuat. Usahaku untuk mendapatkan hatinya hilang tak berbentuk. Aku seperti bukan aku pada saat itu. Aku menghadapi diriku sendiri dalam dilema. Pada saat itu, aku adalah jiwa yang hilang.
Hari itu telah menjadi cerita masa lalu. Tapi aku masih saja mengingatnya. Bagai sebuah hapalan dalam kepalaku, sampai saat ini aku masih mengingatnya. Pagi itu Myra bersama temannya datang ke kostan Adit untuk mengembalikan flashdisk berisikan soal-soal bakal Ujian Tengah Semester yang berhasil kami copy dari komputer sekolah yang kami gunakan untuk mengerjakan proposal OSIS sebelumnya. Pada saat itu, kebetulan komputer di ruangOSIS sedang rusak, jadi kami meminjam komputer di ruang guru untuk menyelesaikan proposal OSIS yang sudah sangat mendesak. Pada saat itu, guru yang ada di sana menaruh kepercayaan besar kepada kami dengan meninggalkan kami di ruang guru, tanpa seorang guru pun yang mengawasi. Mungkin hari itu adalah hari special, bonus dari Tuhan untuk kami. Sehingga, tanpa pikir panjang kami langsung menelusuri my document dan.. Lagi-lagi nasib baik memihak pada kami. Kami menemukan soal UTS tersebut dan langsung menyimpannya ke flashdisk Adit.
Myra, gadis yang paling diminati oleh semua cowok satu sekolahan, yang juga merupakan teman sekelasku, telah lama membuatku jatuh hati padanya. Aku ingin membuatnya tertarik padaku dengan memberitahukan padanya, bahwa kami telah mendapatkan salinan soal-soal bakal UTS. Ia pun tergoda untuk memiliki salinan tersebut, maka ia meminta kepadaku untuk meminjamkannya flashdisk itu. Flashdisk itu memang milik Adit, tapi saat ini flasdhdisknya ada padaku, karena aku selaku Ketua OSIS harus memeriksa kembali proposal OSIS yang juga tersimpan di dalam flash disk ini. Tanpa pikir panjang, aku pun menyerahkan flashdisk itu kepada Myra setelah terlebih dulu memindahkan document proposal dan salinan soal-soal ke laptopku. Satu langkah telah kulalui, membuat Myra terkesan padaku.
Waktu terus berlalu, tiba saatnya UTS berlangsung. Aku yang menjabat sebagai ketua OSIS terlalu sibuk mengurusi masalah-masalah OSIS, sehingga soal-soal yang sudah kudapatkan dengan susah-payah menjadi sia-sia. Aku hanya sepat mempelajari sebagian dari soal-soal tersebut. Sewaktu ujian, aku merasa sangat menyesal karena tidak mempelajari semua soal dengan baik.
Pengumuman hasil ujian pun akhirnya ditempelkan di mading. Aku sangat terkejut melihat Myra mendapatkan nilai 100 di semua pelajaran. Dalam hal ini, aku tak dapat lagi menahan rasa kesalku pada Myra. Walaupun ia adalah gadis yang kutaksir, tapi ia telah mendapatkan nilai-nilai yang melampaui nilai yang kudapatkan. Padahal aku yang telah mendapatkan soal itu untuknya. Timbul rasa iri di dalam pikiranku. Lalu, aku pun melaporkannya ke ruang guru. Aku menyatakan kepada guru, bahwa ia tak mungkin mendapatkan nilai 100 di semua pelajaran kalau soal ujiannya tidak bocor. Lalu, guru-guru pun mengadakan rapat mendadak untuk membahas masalah ini. Entah setan apa yang merasuki pikiranku, hingga aku setega itu padanya. Kami pun dipulangkan sebelum jam sekolah berakhir, karena guru akan mengadakan rapat membahas masalah ini.
Keesokan harinya, Myra pun dipanggil oleh guru untuk dimintai keterangan perihal nilainya yang sempurna di semua pelajaran. Semua guru menyangsikan kemurnian hasil ujiannya. Setelah dinasehati oleh guru BP yang merupakan sarjana jurusan psikology pendidikan, Myra pun mengaku telah mendapatkan soal tersebut jauh sebelum ujian berlangsung. Tapi ia masih saja menyembunyikan siapa yang mendapatkan soal itu pertama kalinya. Ternyata Myra tak seperti yang ku kira. Aku merasa bersalah padanya. Apalagi karena masalah ini ia mendapat surat peringatan dari sekolah dan juga harus mengikuti ujian ulangan untuk setiap pelajarannya.
Karena rasa bersalahku padanya yang semakin membuatku gelisah, aku pun mengambil keputusan untuk meminta maaf kepadanya dan menceritakan semuanya, bahwa akulah yang telah melaporkannya kepada guru-guru. Sore itu, aku pergi ke rumahnya untuk menjelaskan semua permasalahannya. Namun, sesampai di rumahnya, aku sangat terpukul melihat kejadian itu. Aku melihat Myra dan Adit sedang berpelukan mesra di depan mataku. Aku tak tahan melihat kejadian itu dan akhirnya aku memutuskan untuk menghampiri mereka. Mereka terkejut melihat keberadaanku di dekat mereka. Secara spontan, mereka memperbaiki sikap mereka dan mencoba menjelaskan semuanya kepadaku. Aku pun mencoba untuk sabar dan mendengarkan penjelasan dari mereka. Ternyata mereka telah menjalani hubungan pacaran sejak aku melihat Myra dan temannya datang ke kostan Adit untuk mengembalikan flashdisk Adit. Aku sungguh tak percaya akan semua ini. Akhirnya, aku pun dapat merelakannya. Pengkhianatan dari seorang sahabat yang makan sahabat dan seorang gadis yang sangat kusukai. Tapi, aku sudah sangat puas. Myra yang telah mendapatkan nilai 100 di semua pelajaran, akhirnya harus mengulang lagi ujiannya. Adit yang selama ini menutupi hubungan mereka dariku, juga tidak mendapatkan nilai yang sempurna di semua pelajaran, mungkin karena sibuk mengurusi pacarnya itu. Akhirnya, bocoran soal yang telah membuatku dibayang-bayangi dosa, tidak menolong siapa saja di antara kami untuk lulus UTS dengan mulus. Semua berakhir tak seperti yang kuinginkan. Rasa suka pada Myra sirna dalam sekejap. Aku hampir saja menjerumuskannya dengan melaporkannya ke guru atas kesalahan yang sebenarnya aku yang perbuat. Usahaku untuk mendapatkan hatinya hilang tak berbentuk. Aku seperti bukan aku pada saat itu. Aku menghadapi diriku sendiri dalam dilema. Pada saat itu, aku adalah jiwa yang hilang.
Subscribe to:
Posts (Atom)